Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah

Mengenal Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah

Basuki Abdullah merupakan salah satu pelukis asal Indonesia yang menganut aliran realisme dan naturalisme dalam setiap pembuatan karyanya.

Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah atau yang biasa dipanggil Basuki Abdullah lahir di Surakarta pada tanggal 25 Januari 1915, semasa hidupnya ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi untuk Istana Merdeka Jakarta dan karyanya sudah menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia.

Selain itu karyanya juga sudah dikenal dan dikoleksi di berbagi penjuru dunia. Hal tersebut ia dapatkan dari sang ayah yaitu Abdullah Suriosubroto juga seorang penari dan pelukis, dan kakeknya dalah salah satu tokoh kebangkitan nasional pada awal tahun 1900-an.

Basuki mulai melukis pada umur 4 tahun, dan pada umur 4 tahun ia sudah bisa melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Krisus, Khrisnamurti dengan tingkat kemiripan yang luar biasa.

Semasa muda ia pernah menempuh Pendidikan formal dari SD hingga Menengah di HIS (Hollands Inlandsche School) katolik dan Mulo (Meer Ultgebried Lager Oderwijs )Katolik di kota Solo.

Akhirnya pada tahun 1933 ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa  (Academie Voor Beldeende Kunsten) Den Haag, Belanda berkat bantuan seorang Pastur Koch SJ, dan ia menyelesaikan Pendidikannya di Belanda selama dua tahun lebih dua bulan, dan mendapatkan penghargaan berupa Sertifikat Royal International of Art. Ia juga diketahui mendapatkan kesempatan untuk studi banding beberapa sekolah seni rupa yang terdapat pada Paris dan Roma

Pada tahun 1943, Abdullah memutuskan untuk bergabung dengan Gerakan Poetra atau juga bisa kenal dengan Pusat Tenaga Rakyat. Dalam organisasi tersebut ia mendapatkan tugas sebagai guru seni lukis. Dan ia sudah mengajar beberapa muirid seperti Kusnadi, Zaini.

Selain memutuskan untuk bergabung dengan organisasi putera, ia juga bergabung dengan Keimin Bunka Sidhosjo yang merupakan pusat kebudayaan yang dimiliki pemerintah Jepang pada saat itu bersama rekan-rekannya yaitu Affandi, S. Sudjoyono, Otto Djaya, dan Basuki Resobawo.

Basuki yang diketahui pada saat gerakan revolusi tidak berada Indonesia, melainkan berada di belanda untuk mengikuti lomba yang diselenggarakan dalam rangka penobatan Ratu Yuliana, dan akhirnya berkat lomba itu nama Basuki-pun dikenal diseluruh dunia karena berhasil mengalahkan 87 pelukis eropa dab keluar sebagai pemenang.

Semasa dirinya di Belanda, ia juga memperdalam ilmu tentang melukisnya tersebut dengan berkeliling ke negara Eropa lainnya, ia juga sempat mengunjungi Italia dan Prancis yang dimana negara tersebut merupakan tempat yang menghasilkan beberapa pelukis hebat di dunia juga.

Abdullah juga dikenal sebagai pelukis potret dimana ia sering melukis wanita-wanita cantic, keluarga kerajaan, dan kepala ngeara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya.

Meskipun dikenal dengan master lukisan portrait, ia juga mampu melukis pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan, pembangunan dan sebagainya.

Ia juga sering mengadakan pameran tunggal baik itu didalam negeri ataupun diluar negeri, yang dimana karyanya sudah dipamerkan ke berbagai negara di Asia maupun Eropa.

Basuki menghabiskan kebanyakan waktunya untuk berada diluar negeri, barulah ketika tahun 1974 ia menetap di Jakarta lantaran ia sudah diangkat menjadi pelukis tetap untuk Istana Merdeka. Basuki diketahui meninggal pada tahun 1993 diusianya yang sudah mencapai 78 tahun.

Kira-kira itulah profil singkat salah satu pelukis asal Indonesia yang sudah melegenda.

You Might Also Like
Tinggalkan Balasan